Bagian 1
Si Oren Dan Si Biru
Oren menyapa biru
"biruu"
biru menengok dengan wajah tersenyum sama seperti hatinya penuh warna dan berbunga. Biru lalu menjawab
"tidak perlu buru-buru orenn, jangan berlari, aku tidak lari"
lalu dengan spontan oren berkata
"aku ingin mengatakan sesuatu tapi aku tidak mau kalo kamu tau"
si biru menjawab dengan tenang
"iyaaa, aku tau oren, aku akan menjawabnya, kamu merindukanku kan?"
Oren pun tak bisa berkata apa apa seakan ada yang menahannya. Namun biru paham, lalu biru bertanya
"apa yang kamu rindukan dari rumah lama?"
Orenn pun membisu lalu kedua mata oren pun berkaca kaca dengan hati yang sedikit terkikis oren berkata
"banyak rumah yang sudah aku singgahi, banyak tempat yang sudah aku kunjungi, tetapi tempatnya selalu berbeda dengan tempat ternyaman yang yang pernah aku singgahi
yaitu biru
"
Biru pun bingung lalu biru pun berkata
"setiap rumah memiliki kenyamanan yang berbeda beda orennn"
orenpun diam dan merenung, lalu oren berkata dengan sedikit lantang
"aku tidak pernah menemukan tempat senyaman itu biruuuu"
air matanya menetes biru paham jika percakapan itu dilanjutkan maka pada akhirnya ego lah pemenangnya, lalu biru memeluk orenn karena hanya dengan pelukan si oren dapat mengerti tanpa perlu di jelaskan, selang beberapa menit si oren pun mulai tenang. Lalu biru mengajaknya
berbicara dengan pelan biru berkata
"orennnn, sembuh itu perlu waktuu, perlu nunggu karena yaa di setiap kejadian selalu terjadi secara tiba tiba kita hanya di paksa semesta untuk menerima, pelan pelan yaa, jangan khawatir semesta selalu punya cara untuk memberikan yang terbaik"
lalu, biru pun melepas oren, dan biru pun segera pulang, pertemuan yang mungkin hanya akan membawakan sebuah kerinduan, tapi hanya rindu semuanya semesta yang tau
Bagian 2
Senja Berjanji Kembali
Selang 3 tahun berlalu, semesta mempertemukan kami kembali dipersimpangan jalan pulang, biru mendahului percakapan
"Orenn dari mana? Sendirian?"
Oren tidak mau menatap biru, oren menjawab
"Dari rumah mau pulang ke rumah, besok mungkin pindah rumah"
Biru tertawa, lalu biru berkata
"Pindah rumah mulu, ga nyaman ya"
Oren kesal, tapi di balik kesalnya oren, Oren berkata dalam hati
"sebenarnya biru aku sangat merindukanmu, aku ingin pulangg, tapi aku sadar biru bukan lah rumahku"
Biru tau kenapa Oren diam, lalu biru berkata
"Orennn jangan diemm, lagi ajak ngomong lohh, hehe, aku tau orenn, kamu merindukanku kan?"
Wajah mana lagi yang tidak di ketahui oleh biru, biru yang sangat hafal dengan semua tingkah laku oren, lalu Oren berkata
"Biruu maaf, kangen lagii, pengen pulangg tapii kamu bukan lagi rumahku"
Pertama kalinya oren berkata jujur tanpa adanya air di matanya
Biru diam, biru sedikit kaget lalu biru berkata
"jika semesta mengizinkan, mungkin cerita kita sudah seperti buku yang setiap hari kita baca, tapi semesta selalu saja ingin kita saling jauh"
orenn diam, lalu oren berfikir
"aku yg terlalu memaksa bersamamu, atau semesta yang tidak mengizinkan kita bersama?"
Waktu senja hampir habis, malam mungkin sebentar lagi tiba biru tak dapat menjawab apa apa selain dia berkata
"orenn cepat pulang, biarkan malam mengusik senja, senja akan pergi, besok dia berjanji akan kembali"